Solusi NAS

Storage merupakan sesuatu yang sangat dibutuhkan diera multimedia seperti sekarang ini. Dari kebutuhan yang hanya untuk menempatkan file kerjaan yang berupa document dan spreadsheet, sampai untuk kebutuhan penempatan file multimedia seperti avi, mp3 dan lain sebagainya. 

Siapa sih yang ga butuh hardisk gede? Apalagi bagi saya pecinta download movie yang menghasilkan bergiga-giga files. Sampai bingung mau nempatin files kemana, setelah seluruh hardisk dan external hardisk tidak mencukupi lagi :-( .
Ruang hardisk yang kosong dan lega merupakan surga bagi saya :-D .
Namun sungguh demikian, perkembangan untuk storage drive telah berkembang dengan sangat pesat. Jika dulu diawal profesi saya sebagai teknisi komputer, hardisk 1.2 GB itu sudah gedenya minta ampun. Hardisk Seagate 2.1 GB sudah sangat luas sekali bagi saya sebagai seorang teknisi. Namu kini lihat, perkembangan hardisk sembilan tahun kemudian. Standard hardisk yang terpasang sudah 160 GB atau 320 GB. Saya saja memiliki satu hardisk 80 GB dan dua hardisk berkapasitas 500 GB. Dan itupun belum mencukupi bagi saya. Ga kebayang ya, isinya apa aja tu? Banyakan ilegalnya.. pastinya.. :-D .

Jika perkembangan kapasitas hardisk sudah mencapai Terra Bytes, teknologinya pada hardisk juga mengalami perkembangan. Baik pada interface maupun pada sisi transfer yang lebih baik. Teknologi IDE yang bertahan puluhan tahun, akhirnya digantikan juga dengan teknologi SATA. Dan dengan transfer yang sangat baik pula. Wah.. wah.. lalu apalagi teknologi yang berkembang pada sisi hardisk? Hmmm.. Ya itu.. dengan perkembangan komputer dan network yang ada pada saat ini, Network-attached Storage merupakan solusi untuk berbagi pakai antar user dalam satu network. Yah.. dengan satu server NAS akan tercipta sebuah storage yang mencakup kebutuhan seluruh karyawan.

Sayangnya, NAS sangat mahal untuk diimplementasikan. Apalagi bagi saya dengan kantong yang pas-pas-an. Awalnya sih pengen beli WD My Book II World Editon. Tapi, chasingnya saja dijual dengan harga tujuh ratus ribu rupiah. So Expensive.. Belum lagi saya lihat reviewnya dimana-mana hasilnya jelek. Jiaaaaaah.. Mengurungkan diri akhirnya. Namun teringat dengan satu server pentium satu yang telah terinstall Linux Red Hat 9. Hmm.. kayanya bakalan saya bikin sebagai NAS Server yang murah meriah (walau pastinya terkendala dalam masalah kapasitas hardisk.). 

Dengan Samba, tentunya akan sangat baik performa yang dihasilkan ketimbang membeli sebuah Box WD My Book II World Edition dengan Mionet yang kurang menggairahkan performanya.
So, mungkin besok akan saya coba konfigurasi Linux nya untuk menjalankan Samba dan menjadikan NAS terbaik di dunia.

Tidak ada komentar

trims to http://sqlserver-indo.org. Diberdayakan oleh Blogger.